Rabu, 13 Oktober 2010

mengapa harus normal?

Data klasifikasi kontinue, data kuantitatif yang termasuk dalam pengukuran data skala interval atau ratio, untuk dapat dilakukan uji statistik parametrik dipersyaratkan berdistribusi normal. Pembuktian data berdistribusi normal tersebut perlu dilakukan uji normalitas terhadap data. Uji normalitas berguna untuk membuktikan data dari sampel yang dimiliki berasal dari populasi berdistribusi normal atau data populasi yang dimiliki berdistribusi normal. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk membuktikan suatu data berdistribusi normal atau tidak.

Metode klasik dalam pengujian normalitas suatu data tidak begitu rumit. Berdasarkan pengalaman  empiris beberapa pakar statistik, data yang banyaknya lebih dari 30 angka (n > 30), maka sudah dapat diasumsikan berdistribusi normal. Biasa dikatakan sebagai sampel besar.
 
Namun untuk memberikan kepastian, data yang dimiliki berdistribusi normal atau tidak, sebaiknya digunakan uji statistik normalitas. Karena belum tentu data yang lebih dari 30 bisa dipastikan berdistribusi normal, demikian sebaliknya data yang banyaknya kurang dari 30 belum tentu tidak berdistribusi normal, untuk itu perlu suatu pembuktian. Pembuktian normalitas dapat dilakukan dengan manual, yaitu dengan menggunakan kertas peluang normal, atau dengan menggunakan uji statistik normalitas.
Banyak jenis uji statistik normalitas yang dapat digunakan diantaranya Kolmogorov Smirnov, Lilliefors, Chi-Square, Shapiro Wilk atau menggunakan soft ware computer. Soft ware computer dapat digunakan misalnya SPSS, Minitab, Simstat, Microstat, dsb. Pada hakekatnya soft ware tersebut merupakan hitungan uji statistik Kolmogorov Smirnov, Lilliefors, Chi-Square, Shapiro Wilk, dsb yang telah diprogram dalam soft ware komputer. Masing- masing hitungan uji statistik normalitas memiliki kelemahan dan kelebihannya,pengguna dapat memilih sesuai dengan keuntungannya.

7 komentar:

  1. tanya....
    apakah data yang berasal dari populasi juga harus di uji normalitas datanya? kenapa segala sesuatu data sebelum diolah harus dibawa ke distribusi normal? kenapa tidak eksponensial, poisson, atau lainnya.. tks..

    BalasHapus
  2. tanks to komen...

    menurut hemat saya pengujian normalitas berbasis pada sampel, "apakah memiliki karakteristik yang sama dari populasinya". Dengan kata lain sampel terditribusi mensyaratkan bahwa sampel yang kita miliki berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

    Pengertian normal secara sederhana dapat dianalogikan dengan sebuah karamba yang berisi ikan mas misal sebanyak 30 ekor. Dalam karamba tersebut ada beberapa ikan yang gemuk sekali dan ada beberapa ikan yang kurus sekali namun kedua kondisi gemuk dan kurus ini jumlah ikan hanya sedikit dan sebagian besar berada pada kategori sedang atau rata-rata.
    Jika ikan di karamba tersebut gemuk semua maka tidak normal, atau kondisi ikan kurus semua maka tidak normal. Pengamatan data yang normal akan memberikan nilai ekstrim rendah (ikan kurus) dan ekstrim tinggi (ikan gemuk) yang sedikit dan kebanyakan mengumpul di tengah. Demikian juga nilai rata-rata, modus dan median relatif dekat.

    dengan demikian jika ditanyakan apakah data populasi harus di uji normalitasnya? yang menjadi pertanyaan adalah seberapa besar populasi tersebut apakah 10 unit, 20 unit ato
    populasi dalam jumlah besar 500 unit? yakinkah anda bahwa populasi tersebut memiliki karakteristikk yang sama? jika keyakinan anda ragu-ragu lakukanlah pengujian normalitas sehingga diketahui data tersebut memang memiliki disitribusi normal.

    Kemudian jika populasi anda kecil tarolah kurang dari 30 (n < 30) ini juga akan menentukan jenis alat analisis yang akan digunakan apakah dari jalur parametrik atao non prametrik.

    Kenapa harus di bawa ke distribusi normal..?

    menurut saya kita harus lihat dulu jenis data yang akan kita analisis apakah dari golongan data kontinu (jenis data interval ratio) atao diskrit dan ini perlu di pelajari sebagai dasar statistik..(WAJIB HUKUMNYA)

    kemudian bisa lagi diperhatikan jenis alat analisisnya jika menggunakan analisis regresi tentu dipersyaratkan data bersumber dari galat atao residu yang terdistribusi normal.

    untuk lebih jelasnya saya sarabkan untuk merujuk pada Link :
    http://pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files.../92038-2-945666675786.doc

    http://yulius-kisworo.blogspot.com/2011/02/rancagan-percobaan-1asumsi-normalitas.html#more

    BalasHapus
  3. kalau misalkan, kita ditanya "kenapa memakai uji kolmogorov-smirnov, kog tidak pakai liliefors, atau yang lain?"
    trims.

    BalasHapus
  4. tidak ada yang pasti ... gunakan saja uji yang sifatnya sensitif terhadap hasil penelitian kita dan

    tipsnya pengalaman saya jangan gunakan yang memiliki hasil pengujian berinterpretasi ganda seperti model grafik (terkecuali yup-yup ahli itu sah saja)..karena waktu sidang skripsi penguji dapat berpandangan lain terhadap hasil uji grafik normalitas anda mungkin tidak normal...jadi gunakan yang grafik sebagai penunjang hasil uji yang sifatnya tegar (lillifors ato K-S dll)...ok..

    BalasHapus
  5. Terima kasih atas share ilmunya...

    BalasHapus
  6. Balasan
    1. sip Dengan cedrdas menjadi indah...sukses...4 u

      Hapus